Ben melintasi waktu dan berubah menjadi seorang pangeran. Di kehidupan ini, dia tidak lagi menjadi seorang profesor kantoran yang dieksploitasi melainkan orang yang hendak mengambil ahli kekuasaan dunia. Ben tersadar dari mabuknya terbangun di pangkuan seorang wanita cantik. Tanpa menunda, basa-basi, dan sungkan. Hanya dengan kegembiraan, sang protagonis meledakkan segalanya. Persaingan di istana untuk memperebutkan ahli waris? Bersaing kemampuan berpuisi dan keterampilan? Aku, Ben Tanu, tidak percaya orang zaman modern tidak bisa mengalahkan semua orang zaman dahulu.